OBORBANGSA.COM, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan tegas menyatakan tidak ada penimbunan bantuan logistik untuk korban banjir dan longsor di Aceh. Pendistribusian dilakukan secara cepat dan tepat ke lokasi yang terkena banjir dan longsor, baik melalui darat dan udara.
Semua armada transfortasi dikerahkan agar bantuan diterima secara tepat hingga ke lokasi yang tersulit sekalipun.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menegaskan bahwa pencatatan dan manajemen distribusi logistik tertata tanpa adanya penimbunan di Lanud Sultan Iskandar Muda.
“Kami pastikan tidak ada keterlambatan distribusi logistik yang ada di Posko,” tutur Abdul Muhari saat konferensi pers yang digelar secara virtual, Rabu (10/12/2025).
Abdul Muhari menjelaskan seluruh bantuan yang masuk ke Lanud Sultan Iskandar Muda dicatat dan langsung didistribusikan ke titik-titik pengungsian sesuai kebutuhan di lapangan.
“Kami upayakan dalam hari berjalan itu bisa terdistribusi. Sehingga biasanya rata-rata kalau misalkan 100 persen barang yang masuk di pagi hari, atau 100 persen barang yang ada per pagi hari di Posko, itu kita upayakan paling tidak 60 persen hari berjalan itu terdistribusi,” ucapnya.
BNPB menerima barang-barang bantuan logistik logistik yang datang begitu banyak karena tingginya animo dari masyarakat, kementerian/lembaga, BUMN, hingga organisasi masyarakat.
Tercatat, sejak 28 November hingga 10 Desember 2025 pukul 15.00 WIB, total bantuan logistik yang masuk ke Aceh mencapai 448,6 ton. Dari jumlah tersebut, sebanyak 334 ton bantuan logistik telah berhasil disalurkan kepada para pengungsi, sementara sisanya masih terus dioptimalkan pendistribusiannya.
“Unit-unit satuan udara kami mengejar peningkatan frekuensi sortie penerbangan. Begitu datang loading, berangkat, datang, loading, berangkat. Sehingga benar-benar kita upayakan tidak ada barang yang tinggal lebih dari dua hari di Posko Logistik Lanud Sultan Iskandar Muda,” tuturnya.
Sebagai informasi, korban meninggal dunia bertambah menjadi 969 jiwa. Tim SAR menemukan lima jenazah. Dua jenazah ditemukan di Langkat, Sumatera Utara, dan tiga korban di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Sementara itu, sebanyak 252 jiwa masih dinyatakan hilang.













