OBORBANGSA.COM, JAKARTA – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti peristiwa keracunan makanan yang dialami anak Indonesia dalam program Program Makan Bergizi Gratis (MBG), sudah tidak bisa ditolerir. Terakhir terjadi menimpa anak-anak PAUD usia belia yang mengalami keracunan makanan Program MBG.
“Saya kira pertahanan anak sekecil itu, sangat berbeda dengan orang dewasa. Apalagi kita tahu, kebijakan negara yang mengetahui kondisi dari dalam keluarga (masih sulit di tembus). Kita tahu kondisi anak tidak mudah mendeskripsikan kondisi kesehatannya. Apalagi bila menghadapi keluarga yang kurang perhatian atau kurang peka kondisi anak,” kata Wakil Ketua KPAI, Jasra Putra dalam keterangannya yang diterima OBORBANGSA.COM, Sabtu (20/9/205).
Jasra menilai berbagai peristiwa keracunan makanan terus meningkat dan bukan menurun. Satu kasus anak mengalami keracunan sudah cukup banyak. Artinya pemerintah harus mengevaluasi seluruh program MBG.
“Kami sudah mengusulkan hentikan program ini sementara. Sampai benar-benar instrumen panduan dan pengawasan yang sudah di buat BGN benar- benar di laksanakan dengan baik,” katanya.
“Mungkin kita tidak terlalu tahu, apa yang terjadi didalam. Tetapi dari jumlah korban, data dan peristiwa kita tahu ada yang tidak terkontrol. Ibarat mobil, punya target ingin cepat sampai, tetapi pandangan kita ke kaca depan mobil, tidak bisa mengawasi apa yang ada di depan, karena kecepatan yang terlalu tinggi,” sambung Jasra.
Ia juga minta agar pencapaian program MBG berhenti sejenak. Diantaranya lihat kondisi, antisipasi, dan pengawasan. Kalau program ini ingin berjalan aman memenuhi target hingga akhir tahun.
KPAI tidak bisa membayangkan anak-anak Paud yang keracunan makanan
“Kita bayangkan jika anak anak kita sendiri, di umur yang masih sangat kecil, mengalami keracunan makanan, gak kebayang kita. Anak anak ini pertahanannya masih sangat lemah, tubuhnya masih perlu di tegakkan dengan dukungan khusus. Mereka juga tidak mudah mendiskripsikan kondisi kesehatan,” ungkap Jasra.
Begitu juga tentang kesadaran dan kepekaan masalah kesehatan anak, ini perlu petugas khusus. Sehingga penanganaan keracunan makanan anak-anak di umur PAUD, perlu penanganan dan perhatian lebih.
“Begitu juga bila mengalami situasi darurat, perlu alat-alat terstandarisasi baik. Agar dapat di selamatkan, karena pertahanan mereka tidak sekuat kita,” jelas Jasra
Sebelumnya KPAI, CISDI, WVI sudah melakukan survei suara anak untuk program makan bergizi gratis yang dilaksanakan di 12 propinsi dengan 1.624 responden anak dan anak disabilitas, sejak 14 April hingga 23 Agustus 2025.
Dari 1624 responden anak ada 583 anak menerima makanan MBG sudah rusak, bau dan basi. Bahkan 11 responden menyatakan meski sudah rusak, bau dan basi mereka tetap mengkonsumsinya karena berbagai sebab. Kemudian responden anak meminta adanya penyesuaian MBG.
“Dari fakta temuan yang terjadi di lapangan. Penting sekali mendengar temuan dari penerima manfat program yaitu anak. Kami ingin mendengar langsung suara anak yang telah sering mengkonsumsi MBG,” ucap Jasra.
KPAI juga mendapat masukan keluhan dari anak tentang kualitas makanan MBG, agar makanan yang di distribusikan tidak bau atau basi.
“Beberapa ungkapan anak ini saya kira penting diperhatikan petugas MBG, pertama permintaan mereka agar tim pelaksana perlu lebih sering mengajak diskusi atau mendengarkan pendapat dari anak, supaya kualitas makanan dan programnya sesuai kebutuhan, makanan yang dikasih juga harus dijaga, waktu pemberian, supaya tetap enak dan sehat,” terang Jasra.
Kemudian, ada keluhan anak yang menulis, Tolong perbaiki kualitas makanan dan tempat makan MBG-nya karena terkadang saya merasakan bau tidak sedap dari tempat makan MBG..! Saya pernah beberapa kali mendapatkan buah dan sayur yang ada ulatnya, terimakasih,” tulis sang anak.
Lalu, ada juga anak meminta untuk menjaga kualitas makanan tetap fresh dan tidak basi saat mau di makan. “Karena makanan yang sudah tidak fresh membuat kami malas untuk menyantapnya,” keluhnya.
Terakhir, agar membuat edukasi kepada penyedia MBG, karena makanan yang bergizi itu sangat penting dan banyak manfaat jika dikosumsi anak.
Untuk itu, Jasra meminta pemerintah agar memastikan pemenuhan hak anak untuk memperoleh makan bergizi gratis yang aman dan berkualitas dengan mekanisme standar keamanan pangan
“Kejadian ini harus menjadi perhatian serius pemerintah, atas kerugian yang ditimbulkan. Atas kasus anak yang keracunan makanan yang tidak layak,” tegasnya.
Perlindungan anak harus menjadi pedoman dalam semua aspek pengambilan kebijakan dalam program MBG.
*Ivan*