Kaonang (kiri mengenakan batik dan peci hitam) dalam pembukaan Kongres XXII GMNI di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika Bandung, Selasa siang 15 Juli 2025.
OBORBANGSA.COM, BANDUNG – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) resmi membuka Kongres ke-XXII di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika Kota Bandung, Selasa 15 Juli 2025.
Kongres kali ini mengusung tema “Bersatu, Lawan Penjajahan Gaya Baru” itu dihadiri oleh berbagai tokoh nasional, perwakilan organisasi mahasiswa se-Indonesia, akademisi dan elemen masyarakat sipil.
Gedung Merdeka dipilih sebagai lokasi kongres karena nilai historisnya sebagai tempat digelarnya Konferensi Asia Afrika tahun 1955, simbol perlawanan terhadap kolonialisme dan bentuk konkret solidaritas negara-negara dunia ketiga.
Kongres ini menjadi momentum strategis bagi GMNI untuk merumuskan sikap politik organisasi dalam menghadapi tantangan global dan menguatkan kembali semangat perjuangan marhaenisme yang diwariskan Bung Karno.
Acara pembukaan berlangsung khidmat dan meriah. Pembawa acara mengarahkan seluruh tamu undangan untuk berdiri sebagai bentuk penghormatan saat Kongres secara simbolis dibuka oleh tokoh senior GMNI, Suko Sudarsono.
Ketua Umum GMNI Imanuel Cahyadi dalam sambutannya mengapresiasi kehadiran tamu undangan dari sejumlah kementerian, seperti Kemenpora, Kominfo, Kementerian Koperasi serta tokoh-tokoh alumni GMNI, termasuk mantan Sekjen Presidium GMNI, Mas Cokro.

Sementara itu alumni GMNI asal Kota Tangerang Provinsi Banten, Kaonang hadir di pembukaan Kongres GMNI ke XXII. Kaonang yang pernah menjadi Ketua Komisariat GMNI STISIP Yuppentek – Tangerang, dua periode Ketua DPC GMNI Tangerang, Ketua Koordinator Daerah Banten dan pernah mencapai tahta tertinggi Presidium GMNI, memperhatikan betul GMNI sebagai kaderisasi marhaenis yang terus memperjuangkan kaum marhaen.
Ia menilai forum kongres adalah hal yang fundamental dalam dinamika organisasi. Dirinya hadir memenuhi undangan kongres ke XXII GMNI yang diselenggarakan di tempat bersejarah, Gedung Merdeka — tempat di mana founding father menginisiasi Konferensi Asia Afrika.
“Organisasi itu harus ada tahapannya. Salah satunya adalah kongres. Tidak bisa sebuah organisasi berjalan tanpa itu. Maka, saya hadir untuk mendukung agar kader-kader GMNI terus menjadi pemikir pejuang dan pejuang pemikir yang keren,” ujar Kaonang Selasa 15 Juli 2025 di Gedung Merdeka, Bandung.
Kaonang yang kini menjabat Kepala Dinas Pemuda Olahraga (Dispora) Kota Tangerang itu menegaskan, dinamika dalam organisasi hal yang lumrah dan harus disikapi dengan bijak. Menurutnya, perbedaan pandangan dalam organisasi bukanlah ancaman, melainkan kekayaan yang harus dikelola dalam bingkai ideologi dan konstitusi organisasi.
Kaonang juga memberikan penekanan pada pentingnya menjaga semangat persatuan di tengah perbedaan sikap dalam tubuh GMNI. Perbedaan cara pandang itu sah-sah saja, tapi semua punya fondasi yang sama, yakni ideologi Marhaen. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga menjadi pedoman utama agar organisasi tetap berjalan baik.
Ia terus mendorong agar kader-kader muda GMNI mampu menjelmakan nilai-nilai Marhaenisme dalam tindakan nyata.
“Semua sahabat di luar sana tetap punya ideologi Marhaen. Hanya cara pandang dan cara bertindaknya mungkin berbeda dalam menyikapi organisasi. Persatuan harus terus digagas dan diupayakan, karena hanya dengan persatuan kita bisa menjadi kuat,” ujarnya.
Ditegaskannya, GMNI harus mampu menjadi Marhaenis-Marhaenis yang luar biasa. Bukan sekadar menjadikan Marhaen sebagai cita-cita, tapi menjelma menjadi Marhaenis sejati.***
• Ateng San