Permahuta Demo, Soroti Proyek Trotoar di Ciater Raya Serpong Capai 7 Miliar

Permahuta gelar aksi unjuk rasa di Kawasan Perkantoran Lengkong, Tangerang Selatan.(dok).

OBORBANGSA.COM, TANGSEL– Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Hukum Tangerang Selatan (Permahuta) menggelar aksi unjuk rasa di Kawasan Perkantoran Lengkong, Tangerang Selatan, Rabu (1/10/2025).

Dalam aksinya mereka menyoroti proyek revitalisasi trotoar kurang lebih satu kilometer di Jalan Ciater Raya, Serpong, menelan anggaran sekitar Rp7 miliar.

Permahuta mengutarakan bahwa trotoar di kawasan tersebut sudah ada sebelumnya dan hanya membutuhkan perbaikan ringan, bukan pembangunan ulang atau revitalisasi dengan anggaran fantastis.

“Trotoar itu sebelumnya sudah ada, jadi hanya butuh diperbaiki. Kalau besarnya anggaran pekerjaan mencapai Rp7 miliar kami rasa itu tidak wajar,” tegas Korlap Permahuta, Rizky Tanarubun, disela-sela aksi unjuk rasa.

Selain menyoroti efisiensi anggaran, Permahuta juga mengkritisi minimnya sosialisasi dari pihak terkait. Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (DSDABMBK) disebut tidak pernah melakukan pemberitahuan kepada masyarakat sebelum proyek dimulai.

Proyek ini juga berdampak langsung pada pedagang yang berjualan di kawasan tersebut. Imbasnya, pendapatan mereka menurun drastis.

“Omzet pedagang turun sekitar 30–40 persen karena proyek ini. Sebelumnya, tidak ada sosialisasi, jadi warga sekitar dirugikan,” ungkap Rizky.

Adapun sejumlah tuntutan yang diajukan Permahuta yakni, transparansi rincian anggaran proyek, audit independen atas penggunaan dana, kompensasi ekonomi bagi pedagang dan warga yang terdampak.

Lebih lanjut, Rizky juga menegaskan jika dalam audit ditemukan indikasi praktik mark-up atau fraud, Inspektorat tidak boleh hanya berhenti pada laporan administratif.

“Hasil temuan harus direkomendasikan untuk diproses hukum oleh Kejaksaan maupun Kepolisian sesuai Pasal 2 dan 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,” jelas dia.

Selain itu, DPRD Kota Tangerang Selatan didesak untuk segera menggunakan hak interpelasi maupun hak angket untuk mengusut dugaan maladministrasi dan inefisiensi proyek yang bernilai miliaran rupiah tersebut.

Gelombang kritik dan aksi protes ini menunjukkan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap tata kelola pembangunan yang transparan, akuntabel, dan berpihak pada kepentingan warga.

Dengan anggaran besar yang bersumber dari APBD, Permahuta  berharap proyek revitalisasi trotoar Ciater benar-benar memberikan manfaat nyata, bukan justru menimbulkan kerugian sosial ekonomi.

“Hasilnya positif dan menguntungkan bagi masyarakat dan perekonomian, alih-alih justru malah menyebabkan masalah,” tegas pendemo.

Hingga berita ini diturunkan, pihak Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi Kota Tangerang Selatan belum memberikan keterangan resmi terkait aksi protes mahasiswa maupun isu anggaran proyek tersebut.(Ade Reza)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *